Macam-macam Uang “Buruk
Rupa” yang Pernah Saya Temui
Berikut ini beberapa contoh uang “buruk rupa” yang
berhasil saya abadikan:
Uang
yang sobek, hal ini mungkin karena sudah terlalu
banyak lipatan pada uang kertasnya sehingga lebih rapuh pada bagian-bagian
terlipatnya dan mudah sobek saat tertarik;
Uang
yang bolong, entahlah apakah ini memang
bolong saja atau bolong karena terlalu lama disimpan di dalam lemari, bentuk
bolongnya seperti karena ngengat;
Uang
yang sangat kumal, uang yang sangat kotor
menguning ini mungkin dihasilkan pada saat
proses transaksi dengan tangan dalam keadaan kotor;
Uang
yang lusuh dan lembek, diakibatkan sudah terlalu
banyak berpindah tangan dalam masa peredaran sejak pencetakan;
Uang
yang pudar tercuci, dari mana bisa tau kalau
itu tercuci??? Karena uang ini sangat “bladus”, jika hanya basah terkena
air tidak akan sepudar itu warnanya, lagipula tampak gilasan pada tekstur
kertasnya;
Uang
yang kotor terkena tinta, ini dia salah satu
kecerobohan yang sebetulnya tidak perlu terjadi, wahai
orang yang berurusan dengan stempel di mejanya;
Uang
yang ditulisi pegawai bank, karena saya pernah melihat dan mengalaminya langsung, seorang Teller bank “M” dengan
cueknya menulis angka-angka jumlah banyaknya lembar pada uang setiap gepoknya
yang tidak ber-ban (mungkin agar dia tidak lupa), tapi apakah hal semacam itu bisa
dilakukan saat dia punya tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat agar memperlakukan uang
dengan lebih baik;
Uang
yang ditulisi orang iseng, contoh tipe-tipe keisengan masyarakat ini
(tepatnya ABG labil) diantaranya menulis nomor telepon, menulis ungkapan
perasaan yang tidak jelas, melukis di wajah pahlawan, dan membubuhkan tandatangan pada uang untuk ongkos
angkot;
Uang
yang ditambal stationary tape (isolasi/selotip), bermaksud memperbaiki, namun akan lebih
baik untuk tukar saja, uang anda akan diganti dengan nominal yang sama;
Uang
yang hilang bagiannya, sebuah slogan
untuk kasus ini, “karena warungpun enggan menerimanya…”;
Uang
yang ditempeli stiker, ini seperti uang jajan anak TK;
Uang
yang distapler, jangan dikokot stapler, pakai
saja karet, pihak bank pun suka menggunakan karet, stapler akan membuat
bekas berupa bolong kecil yang akan memicu kerusakan yang lebih pada uang
tersebut;
Uang
koin yang buruk rupa, kena apa sampai logam yang sebegitu kerasnya bisa penyok-penyok dan kotor, kadang sampai
tidak terlihat nominalnya.
Jika mempunyai uang seperti di atas jangan khawatir, lakukan saja penukaran ke BI sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentunya. Namun yang lebih penting adalah menjaga agar uang kita, rupiah kita, tetap dalam kondisi fisik yang baik sehingga tetap menjadi Uang Layak Edar (ULE). Tegasnya jangan lakukan apapun pada uang kita selain untuk disimpan baik-baik kemudian dibelanjakan. Saya cinta uang, maka saya akan menjaganya.
Jika mempunyai uang seperti di atas jangan khawatir, lakukan saja penukaran ke BI sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentunya. Namun yang lebih penting adalah menjaga agar uang kita, rupiah kita, tetap dalam kondisi fisik yang baik sehingga tetap menjadi Uang Layak Edar (ULE). Tegasnya jangan lakukan apapun pada uang kita selain untuk disimpan baik-baik kemudian dibelanjakan. Saya cinta uang, maka saya akan menjaganya.