ENAM CARA UNTUK MENGATASI KEBIASAAN LUPA


Cara Mengurangi Lupa Ala Saya

“Manusia tempatnya salah dan lupa”, tapi kalimat tersebut bukanlah pembenaran dari lupa-lupa yang sering terjadi pada kita. Lupa menaruh barang, lupa membawa sesuatu, lupa nama orang, lupa mengerjakan sesuatu, lupa pelajaran (eeehhhh, hahaha). Sangat mengesalkan bukan saat lupa membawa kunci meja kantor, mencari-cari barang yang entah ditaruh dimana, salah hari dalam memakai baju seragam, dan yang lebih membahayakan lagi lupa mematikan kompor saat memasak (ada penghapus di kepalaku).

Saya pribadi tidak pernah memaklumi diri sendiri dan/atau orang lain karena alasan lupa. Bukan berarti saya sempurna, hanya saja saya harus keras kepada diri saya sendiri agar tidak terlena dengan sifat yang permisif, selalu “boleh” dan “nggak apa-apa”. Saya dulu jarang lupa, tingkat kewaspadaan saya juga baik. Saya tidak pernah mencatat password apapun atau kode-kode penting lainnya, saya hapal sampai dimana saya membaca sebuah buku tanpa harus menandainya dengan pembatas atau melipat halamannya.

Bagaimana sekarang??? Saya tidak sanggup, saya menyerah, saya merasa malu harus kehilangan email saya karena lupa password beserta jawaban pertanyaan keamanannya. Pertanyaan keamanan konyol yang tidak pernah berhasil saya jawab hingga sekarang. Kecewa berat dan merasa ada kemunduran pada diri saya. Saya pernah salah naik angkot karena salah lihat, yang harusnya D5 saya malah naik D6, dan hari itu juga saya langsung pergi ke dokter mata, tapi untuk masalah lupa ini, saya bingung harus pergi ke dokter apa.

Berikut ini cara-cara saya berdasarkan perenungan yang mendalam dan praktik pada diri sendiri dalam rangka mengurangi lupa-lupa yang tidak penting itu:

Pertama, berniat untuk tidak lupa dan menganggap bahwa lupa itu mengganggu kehidupan kita dan orang-orang sekitar kita, mendzolimi diri sendiri, berbahaya, dan bisa mencelakakan. Tanamkan pada diri kita untuk lebih serius menanggapi jika terjadi lupa, karena ini tidak lucu dan jangan pernah main-main dengan lupa. Saat seseorang tidak berniat untuk mengingat sesuatu, maka percayalah sesuatu itu akan mudah dan cepat sekali pudar dari ingatan;

Ke dua, fokus dan lebih perhatian pada segala sesuatu yang ada di sekitar kita adalah sangat penting, jika kita mengingat hanya apa-apa yang mau kita ingat saja, maka cobalah renungkan kepribadian kita, besar kemungkinan ada rasa sombong dan egois yang tinggi, mengapa saya katakan demikian? Dapat diartikan bahwa kita telah meremehkan seseorang atau sesuatu (yang kita lupa itu) seolah-olah tidak perlu atau tidak pantas untuk diingat;

Ke tiga, catat dan/atau pasang pengingat jika dirasa kebiasaan lupa ini masih belum membaik, juga beritahukan kepada orang lain mengenai hal yang harus diingat tersebut, kemudian minta dibantu untuk diingatkan jika lupa, hitung dan cek ulang jumlah dari setiap sesuatunya. Mengingat-ingat memang melelahkan otak dan hati, akan tetapi fungsi catatan bukanlah yang utama, dia hanya membantu;

Ke empat, konsistenrapi tersusun dan sistematis dalam mengerjakan dan menyimpan segala sesuatu. Sistematis memang sebuah keharusan, cara ini juga akan membantu kita agar tidak lupa tanpa harus mengingat-ingat. Jangan suka melewati tahapan dan jangan hidup berantakan, efeknya sangat tidak baik. Jika susunan A, B, C, D, E sudah terbiasa dan konsisten dilakukan, maka saat C terlupa akan sangat mudah terasa secara naluri dan mudah dicari secara logika, alias mudah diingat-ingat kembali;

Ke lima, dalam hal belajar, memahami dan menganalisis adalah segalanya. Jika sudah paham maka dengan sendirinya akan ingat tanpa perlu dihapal, buatlah rangkuman dengan bahasa sendiri, serta berusaha sekuatnya untuk paham jika ada yang belum dipahami, jangan pernah pelihara rasa tidak peduli;

Ke enam, berdoa dan selalu meminta perlindunganNya, karena hanya Allah yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa, karena ingat dan lupa merupakan anugerah Allah.

Nah, jangan lupa lagi ya... mari kita berusaha sekuat tenaga. Lupa dan terlambat itu sangat menyebalkan, sepakat ya???