CUCI JEMUR SETRIKA IDAMAN SAYA


Urusan Pakaian yang Nggak Ada Matinya

Mengurusi masalah pakaian mulai dari mencuci, menjemur (kemudian melipat), hingga menyetrika, sunguhlah melelahkan. Rasanya sakit pinggang dan otot bagian lengan jadi nyeri, terlebih lagi bagi yang masih mencuci dengan menggunakan tenaga manusia. Masih belum terpikir untuk membeli mesin cuci, sejauh ini yang saya butuhkan hanya teknologi pengeringnya saja, tapi entahlah kalau suatu saat saya berubah pikiran.

Prioritas setiap orang berbeda ya, coba perhatikan, masing-masing keluarga di lingkungan saudara, tetangga, atau teman anda. Ada yang urusannya makanan, hobinya masak terus dan masak saja, ada juga yang hobinya beberes rumah saja, ada yang sangat mementingkan penampilan, begitu penting apa yang dipakai seperangkat badannya, itu saja yang jadi urusannya.

Ini nyata, saya ada saudara yang hobinya nyetrika, urusannya setiap hari hanya mandi – dandan - nyetrika bisa sehari tiga kali. Baju yang dia, anaknya, dan suaminya akan pakai harus mendadak disetrika dulu, padahal baju dari lemari itu sudah disetrika sebelumya, dan masih wangi pula.

Mengurusi pakaian tidak bisa dipersingkat atau dilewat tahapannya, tapi bisa diakali dan dipermudah dengan cara-cara licik yang ikhlas. Masa pakaian nggak dicuci? Sudah dicuci masa nggak dijemur? Sudah kering eh dia malah kusut. Harus putar otak ya, semua ini demi mengusahakan kemudahan tetapi dengan hasil yang semaksimal mungkin. Cara yang sepraktis mungkin tapi nggak jorok juga.

Idaman saya adalah bisa mencuci dengan bersih mudah, kering cepat, dan tidak menyetrika (ditambah wangi lah, dikit, hehehe), tidak muluk-muluk, hanya itu saja kok impian saya. Memang belum sepenuhnya terwujud, tapi rancangan impian saya itu akan saya coba wujudkan dengan cara saya, nggak usahlah beli mesin-mesin apa gitu yang aneh tapi mahal, belom lagi wattage yang besar, kalo mesin cuci sih masih masuk akal dan umum dipakai. Berikut ini saya ceritakan apa yang biasa saya lakukan dan pikirkan mengenai urusan pakaian serta apa yang saya impikan terkait dengan hal tersebut:

Pertama, pilih deterjen yang bagus dan rendam pakaiannya, ini penting sekali karena si deterjen adalah yang membantu kita menggantikan tugas ngucek, nyikat, banting-banting, menggilas-gilas, mukul-mukul, dan mlintir-mlintir pakaian, nggak kebayang kan rusak baju kita kalo masih harus melakukan itu. Coba pikirkan jaman dulu yang belum ada sabun, mencuci di sungai, betapa capeknya membersihkan baju. Bahkan kalo tidak direndam dulu dan langsung saja dikucek-kucek pakai sabun, rasanya kurang bersih dan habis tenaga saja. Saya memilih deterjen cair, jika sedang banyak cuciannya saya campurkan deterjen cair plus sabun colek dilarutkan dulu sampai rata. Kalaupun pakai deterjen bubuk harus dipastikan larut terlebih dahulu ya, air yang bersuhu dingin suka agak sulit melarutkan;

Ke dua, rendam pakaian sesuai dengan petunjuk yang tertera, jangan kurang ataupun berlebihan waktunya. Lakukan pekerjaan lain sambil menunggu rendaman. Sesekali tengok untuk putar posisi, aduk, dan kucek (kalau saya ,dinjak-injak supaya lebih bertenaga);

Ke tiga, jika sudah cukup waktunya, injak-injak pakaian untuk membantu deterjen bekerja melepaskan kotoran dan lemak-lemak keringat, tidak sampai lima menit juga cukup. Barulah kucek ringan cucian pada bagian-bagian yang kotor, terbukti pada proses ini bahwa memakai deterjen yang bagus memang sangat membantu dan meringankan beban di hati;

Ke empat, buang air rendaman kemudian masukkan air bilasan sambil terus diinjak-injak, lakukan berulang sampai baju benar-benar bersih yang ditandai dengan air yang bening (teknik injak-injak menurut saya tidak membuat lelah tapi lebih bersih hasilnya). Ingat ya, sisa deterjen atau sabun pada pakaian dapat menyebabkan kain rusak dan warna menjadi pudar;

Ke lima, yang terjadi selanjutnya dalam kenyataan memang masih biasa, yaitu dijemur di luar, angkat dan lipat, disetrika sambil disemprot pewangi. Namun pada tahapan ini saya mengimajinasikan bahwa saya membutuhkan terobosan untuk menjemur di dalam ruangan khusus agar saya tidak perlu lari-lari sambil teriak hujan, tidak perlu nitip teman kos untuk ngangkatin jemuran, tidak perlu merepotkan tetangga jika hujan tiba-tiba turun dan kita tidak sedang di rumah. Baju tidak cepat pudar warnanya karena terlalu lama dijemur terkena UV, tidak harus hilang terbang terbawa angin atau baju tertukar dengan milik orang lain, tidak kotor lagi saat jatuh ke tanah karena tertiup angin, atau permasalahan lainnya. Jika mencari di internet memang sudah ada lemari pengering pakaian, tapi saya lebih memilih imajinasi saya untuk diwujudkan. Perlu diingat bahwa menjemur pakaian basah di dalam rumah bisa berbahaya bagi paru-paru karena udara jadi lembab, jadi pastikan ruangannya terpasang kipas angin gantung, berventilasi baik, serta tertutup ke bagian ruangan di mana kita berada;

Ke enam, secara ilmiah air akan menguap dengan bantuan udara yang mengalir, dan suhu yang hangat akan sangat membantu penguapan air menjadi lebih cepat. Maka dibutuhkan angin yang hangat (bukan panas) untuk mengeringkan jemuran tersebut. AC atau kipas angin hangat bisa digunakan, tapi rata-rata wattage besar dan sangat bergantung kepada tenaga listrik, oleh karena itu saya pikir kompor gas (tungku infrared tunggal misalnya) akan sangat tepat digunakan. Dengan cara ini maka pengeringan pakaian dapat diprediksi waktunya dan tidak perlu mengandalkan matahari, bebas mencuci jam berapa saja. Cara ini juga efektif dan efisien bagi anda yang hanya sempat mencuci seminggu sekali (cucian jumlah banyak). Perilaku menunda mencuci ini ada dua syarat, yaitu harus punya banyak stok baju lainnya dan anda tidak boleh sakit, nanti bisa jadi PR besar;

Ke tujuh, menurut keterangan, pengering dari mesin cuci menghasilkan pakaian yang kusut. Permasalahannya adalah saya harus bisa “melewati” tahap menyetrika tapi pakaian harus rapi. Saya harus mengerti dahulu bagaimana cara kerja atau sifat serat kain, bagaimana ia bisa kusut dan bagaimana pula ia bisa rapi kembali. Saya teringat dengan cara kerja setrika uap dan berbekal pengalaman merendam pakaian dengan air panas dan cuka, terpikir oleh saya bahwa menguapi pakaian akan menenangkan serat kain (tidak lupa sambil disemprot dengan cairan pelembut atau pewangi). Jadi dengan menaruh ceret diatas kompor infrared akan menguapi (disaunakan, hehehe) seluruh pakaian pada ruangan kecil khusus jemur, dengan kata lain seluruh pakaian tersetrika pada proses pengeringan dengan posisi jemur yasng digantung rapi. Akan tetapi untuk jenis pakaian atau kebutuhan tertentu (misalnya membentuk garis pada celana panjang) setrika tetap bisa dipergunakan.

Besar harapan saya untuk mewujudkan inovasi sauna pakaian ala saya sendiri, segala teknologi dan kemudahan harus diciptakan dan dimanfaatkan demi kehidupan yang lebih baik. Anggap saja kita hidup di negara empat musim, ini adalah winternya. Betapa indahnya dunia jika inovasi saya dalam bidang penjemuran ini terwujud dan berhasil.