GAYAKU, GAYAMU, DAN GAYANYA TIDAK HARUS SAMA


Different Style

Rias wajah adalah hal yang semakin dipelajari semakin  menarik, karena dia bisa memperlihatkan apa yang tersembunyi di sudut hati seseorang.

Saya bukan seorang professional pada bidang ini dan saya juga meragukan diri saya sebagai orang yang masuk kategori mengerti kosmetika, oleh karena itu bahasan kali ini lebih akan menyoroti sisi lain wanita dengan lukisan wajahnya.

Wahai pembaca yang memiliki senyum manis, dunia perlenongan ini tidak ada aturan bakunya, dia adalah makhluk berjiwa bebas yang sejak awal diciptakan ia mempunyai misi dan tujuan untuk mempercantik kasum wanita. Namun demikian sekali waktu kita pernah menemukan seseorang yang berdandan namun solekannya seperti tidak memenuhi fungsinya dengan baik, bahkan seperti tanpa jiwa karena ia hanya mengekor kepada apa yang dilihatnya.

Yang ingin saya tekankan adalah alih-alih mengatasnamakan terinspirasi, malah jatuhnya hanya meniru-niru dengan bulat-bulat, tanpa penyesuaian. Khawatir bahwa sang peniru tidak berpendirian dan tidak mempunyai gaya yang menjadi identitas diri, padahal setiap orang itu punya pesonanya masing-masing.

Apa yang kita terapkan pada wajah kita tidak akan sama hasilnya dengan apa yang kita lihat saat diterapkan pada wajah orang lain. Warna kulit kita berbeda, struktur tulang wajah kita berbeda, semuanya berbeda. Tentu demikian adanya karena kita manusia, bukan benda yang harus diseragamkan, jadi tidak perlu menyamakan bentuk alis karena sedang musim atau mengidam-idamkan wajah kita seperti sosok yang jelas-jelas berbeda ras dengan diri ini. Bukankah itu bukti nyata bahwa cantik itu relatif, maka lebih baik buat saja standar kecantikan versi kita sendiri.

Coba perhatikan wajah kita di cermin, sekian tahun kita bercermin apakah masih belum mengenal wajah sendiri??? Ataukah belum mampu untuk jujur kepada diri sendiri??? Terima saja dan kemudian bersyukur, maka semuanya akan lebih baik. Jangan tidak percaya diri karena nanti orang jadi kasihan, dan jangan pula berlebihan percaya diri karena nanti orang jadi merasa sebal.

Berikut ini saya simpulkan teori buatan saya sendiri mengenai tahapan pemilihan kosmetik, namun kenyataannya tahapan tersebut bisa beda nomor untuk setiap orang, tentu boleh-boleh saja karena itu pilihan pribadi:

Pertama, kecocokan kandungan bahan-bahan kosmetik dengan kulit, hal ini paling penting karena jika kurang tepat dapat menimbulkan masalah kulit yang parah misalnya kerusakan kulit karena alergi, atau masalah kecil tapi bukan sepele misalnya bisa memicu pembentukan komedo. Sayang sekali sudah merawat diri dengan skincare tapi jadi sia-sia karena kulit menjadi rusak karena kosmetik yang tidak cocok;

Ke dua, pemilihan warna-warna yang pas dengan warna kulit sangat wajib diperhatikan, jika dipaksakan salah-salah jadi terlihat seperti badut. Misalnya wajah kecil tapi segala macam warna dipakai, warna makeup tidak sesuai dengan undertone, skintone, kostum, dan acara, atau memaksakan diri hanya karena sangat suka pada sebuah warna;

Ke tiga, tekstur dan hasil akhir yang diinginkan. Hati-hati menentukan pilihan dan cara mengaplikasikannya, misalnya riasan matte yang katanya justru membuat terlihat dewasa, atau riasan kulit terlihat bercahaya untuk mendapatkan efek segar dan lebih muda malah terlihat seperti berminyak. Harus teguh dan siap mental pada keputusan yang sudah dipilih, cari inspirasi, dan terus belajar;

Ke empat, gengsi atau saya sebut dengan beli merk. Ada harga ada barang, itu betul. Tapi adalah betul pula bahwa kita membayar kenaikan harga karena merk. Ini sangat pribadi.

Sakit hati itu adalah saat wanita lain bisa cantik dengan menggunakan kosmetik dengan cara yang tidak lebih ribet dari kita, dan menyesakkan dada saat kita tahu harga kosmetiknya tidak lebih mahal dari yang kita pakai.
Saat kita sudah setengah mati berusaha dandan dengan waktu lama, teknik tingkat tinggi, mengeluarkan jiwa seni, harga mahal, dan berlelah-lelah dengan masa perburuan, tapi hasilnya tidak lebih cantik dari seorang wanita cantik alami yang kita lihat di sebuah undangan.
Menurut saya itu adalah kebodohan. ini pahit, mari mulai lebih cerdas, karena tahap yang benar adalah bersih, sehat, maka cantik.